Alangkah indahnya ketika kita sedang bekerja serius tetap bisa tersenyum. Itulah yang saya alami ketika beberapa waktu yang lalu memeriksa ribuan berkas ujian matematika. Betapa tidak, beberapa peserta ujian cukup 'kreatif' dengan membuat istilah baru.
Lazimnya, bila ada soal pembuktian, "Buktikan bahwa ...", maka jawaban pamungkasnya adalah "terbukti". Tapi yang membuat saya 'terhibur', ada beberapa peserta ujian yang mengakhiri jawabannya dengan cukup meyakinkan, "tertunjuk". Koq bisa?
Sang pembuat soal tentu tidak salah menerjemahkan istilah "Show that..." dengan "Tunjukkan bahwa..." dan ini sesuatu yang lazim. Hanya saja jawaban "tertunjuk"-lah yang tidak lazim, meskipun si penjawab bisa jadi cukup cerdas karena sempat-sempatnya membedakan soal "buktikan bahwa" dengan "tunjukkan bahwa". Bayangkan apa jadinya, kalau ia menjawab soal, "Sebutkan ...". Mungkin jawabannya ditutup dengan "tersebut". Lalu, kalau misalnya ada soal, "Nyatakan masalah tersebut dalam suatu model matematik", bisa jadi jawabannya akan diakhiri dengan "ternyata" (saya salah, saya lupa, ... :P )
Paul R. Halmos |
Terinspirasi dari istilah "Automatic Teller Machine" (ATM) yang secara kreatif diterjemahkan menjadi "Anjungan Tunai Mandiri", barangkali tak ada salahnya kita mengingat QED dengan "Qubuktikan Engkau Dech...". Bagaimana kalau jawaban tak nyambung bahkan tak bisa menjawab, tetapi tetap tulis QED? Boleh saja, karena di sini berarti "Qubiarkan Engkau Dech...". Tapi pada kasus terakhir, anda pun harus siap menerima "QED" dari pemeriksa soal, "Qunolkan Engkau, Daa..." Fleksibel, bukan? :D
0 comments:
Post a Comment